Menjahit kain dalam temaram yang lanjut
Jarummu kau simpan agar tak menusuk hati cucumu
Rajutan harapanmu selalu kau tunjukan melalui benang
Sampai kapan kau terus menjahit..
Kebayamu yang kusut tak kau tunjukkan pada anak-anakmu
Berjalanmu menandakan kau begitu sulit meninggalkan kasih sayangmu
Keriputmu adalah suatu tanda dari masa lalumu
Nafasmu begitu jelas menghampiri setiap langkah anak-cucumu
Sampai kapan kau duduk di kursi tua..
Rajutanmu telah meninggalkanmu
Ku yakin kau tak berharap sekilaspun
Setelah semua kasih yang kau tuangkan tumpah dan berlalu
Hanya dalam satu ungkapan..
Bu.. saya pamit..
Nek.. saya pamit..
Hanya usapan ikhlas yang sanggup kau sampaikan
Dengan menyimpan beribu tetesan air mata
untuk menyelesaikan kain rajutanmu..
Hampir seabad waktu kau telusuri
Hanya untuk menjahit di kursi tua
Tiap senja kau mengetuk pintu
Nak apa kau ada di rumah?
Tanpa jawaban
Kau mengetuk lagi dengan tongkatmu
Nak nenek bukakan pintu?
Tanpa suara
Kau duduk sepanjang malam menunggu anak-cucumu membukakan pintu
Sampai akhirnya pintu itu terbuka
Sekilas..
Lalu tertutup lagi
Kau lega karena kau telah melihat wajah anakmu yang merangkul cucumu
Genangan air hujan menerima tetesan air mata kasihmu
Kau kembali merajut jahitanmu
Sampai saat itu tiba
Bentakan kata dari anakmu
Pecahan piring dari cucumu
Kau punguti runtuhan kasihmu perlahan
Hingga kau berdarah karena jarum jahitanmu
Nek, sudahlah selesaikan jahitanmu..
Tapi kau merasa masih kuat menjahit
Kau rajut kembali jahitan yang tercerai-berai
Dengan sabar kau memulai dari awal
Perlahan dan perlahan..
Kau merajut dengan gemetar
Kursi tuamu pun sudah reyot
Pertanda kau harus segera berhenti
bukan hanya itu..
berhentilah karena jari-jarimu telah becucuran darah
Jarum itu telah melukaimu
Kau berkata..
“Jahitanku belum selesai
Aku akan berhenti setelah rajutanku menjadi sebuah kenangan utuh
Yang akan kubungkus hanya untuk anak-anakku
Hanya untuk cucu-cucuku”
Hingga akhirnya kursi tua itu telah menjatuhkanmu
Matamu masih berair
Dan jarum itu terjatuh ke tanah
Setetes darahmu menetes bersama jatuhnya
Dengan meninggalkan
Rajutanmu..
Jahitanmu..
Yang masih belum selesai..
0 komentar:
Posting Komentar