Permata tak ingin menjadi dewasa. Semakin bertambah usianya, membuatnya semakin terasing dan terpenjara. Tetapi mau tidak mau, ia tak bisa menghindar dari jeratan jaring yang memerangkapnya. Permata tak berdaya melawan. Badai frustasi sudah mulai menghampirinya, andaikata tak bisa keluar, dia akan menjadi gila. Namun, lama-kelamaan ia menjadi sadar bahwa sesuatu yang memasung dirinya tak lain adalah dirinya sendiri. Dari sinilah cerita bermula.
Sejak merasa dirinya terpasung, ia mulai mengalami stres dan temperamental. Ia tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ia berfikir keras untuk bisa bebas dari kungkungan dirinya sendiri. Awalnya ia tak berani menatap dirinya di depan cermin. Apapun cara dilakukannya untuk menghindar dari sosok dirinya di dalam cermin. Namun lama-lama ia mulai kesal karena seolah-olah ia terus diintai, seakan-akan tiada tempat untuk lari. Permata mulai menantang sosok dirinya, secara frontal, ia berontak dengan menggebrak cermin di depannya. Sia-sia perlawanannya, semakin ia melawan semakin sosok itu balik menyerang, bahkan lebh keras. Sampai akhirnya ia putus asa dan mulai kembali dengan keadaannya semula. Selang beberapa lama dia tahu bahwa kondisinya lebih buruk dari keadaannya semula. Ia mulai mencari akal untuk mengalahkan sosok di balik cermin itu. Ia yakin ia masih bisa hidup tanpa terus diintai oleh sosok itu.
Demi melawan cermin, maka Permata menghadapinya dengan cermin. Cermin satu akan memantulkan bayangannya di cermin kedua, begitu juga sebaliknya. Dengan begitu maka sirkulasi bayangan akan terperangkap dalam logika dua cermin. Tetapi rupanya ini hanyalah kemenangan sesaat. Ia tak bisa terus-menerus memegangi cermin untuk menghadapi cermin di depannya. Dalam kondisi ini juga, ia menjadi buta, tak bisa melihat apapun karena tertutup cermin yang dipegangnya. Mata rupanya menjadi satu-satunya yang harus dikorbankan untuk mengatasi persoalan ini semua. Mata juga menjadi harapan bagi dirinya untuk bisa merdeka dari perangkap cermin dan sosok dirinya. Dan pada akhirnya, ia memilih untuk menutup matanya dengan merekatkan cermin di depan mukanya. Sampai ia tahu bahwa kehilangan penglihatan adalah sebuah kemerdekaan bagi dirinya. Permata benar-benar bisa lepas dari sosok dirinya dalam cermin, dan berhasil mengalahkannya dengan telak. Kenikmatan primordial di masa kecilnya dapat dinikmatinya kembali di masa dewasanya. Ia bisa melakukan apapun yang dia suka, bahkan sesuatu yang tak mungkin sekalipun, yang tak bisa dilakukan orang-orang, yakni berdandan di depan cermin tanpa melihat, memilih baju-baju sesuka hati dan membuang yang tak perlu. Permata sudah merdeka sejak dalam pikiran.
Cermin diibaratkan sebagai norma sosial yang memberikan label dan identitas kepada seseorang.
Film ini mengisahkan tentang bagaimana sesorang bisa melampaui berbagai macam identifikasi/identitas dan menjadi dirinya sendiri yang bebas dan merdeka. Kembali kepada kenikmatan primordial ketika ia belum mengenal bahasa.
Emperor Casino Slot Game Review - ShootEmCasino
BalasHapusEmperor Casino is a casino from Playtech, and you'll find it in febcasino the Playtech online casino software store. 메리트카지노총판 The company was founded in 2015, but 제왕카지노 is